Mengapa kebanyakan masyarakat di Negara berkembang,
kebanyakan meninggalkan sesuatu hal yang mudah dan menimbulkan banyak manfaat. Sesuatu
hal tersebut adalah berjalan. Apakah mungkin factor pendidikan, sehingga mereka
tidak sadar betapa besar manfaat dari berjalan. Jikalau factor pendidikan,
dirasa itu tidak benar. Untuk mengetahui kemanfaatan dari berjalan tidak
diperlukan pemikiran yang begitu dalam atau pendidikan yang tinggi. Oleh karena
itu, apa penyebab sebenarnya masyarakat tidak terlalu menyukai berjalan kaki.
Berjalan memiliki banyak kemanfaatan, baik itu bagi pejalan
ataupun orang disekitarnya. Untuk diri sendiri, berjalan bisa untuk menjaga
agar tubuh tetap sehat. Kemanfaatan yang lebih besar lagi adalah tidak
menimbulkan polusi. Bayangkan apabila Kota Jakarta, warganya memiliki kesadaran
akan berjalan kaki, maka polusi di Kota tersebut bisa berkurang. Selain itu,
kemacetan yang terjadi di Kota Jakarta juga bisa berkurang. Pertanyaan yang
sama pada paragraph pertama, apa penyebab masayarakat kebanyak tidak terlalu
menyukai berjalan kaki.
Berikut ini beberapa alasan yang mungkin bisa menjadi penyebab
sedikitnya kesadaran akan berjalan kaki.
Sarana yang Kurang
Mendukung
Sarana untuk berjalan kaki adalah trotoar. Bagaimana seseorang
akan memilih berjalan kaki apabila trotoar rusak. Orang pasti akan berpikir dua
kali untuk berjalan kaki apabila hal tersebut terjadi. Trotoar yang rusak bisa
menyebabkan cedera. Selain itu trotoar yang rusak juga akan mebuat pejalan kaki
menggunakan tenaga yang ekstra karena jalanan rusak tersebut. Apabila trotoar
layak, maka kemungkinan banyak orang yang akan beralih ke jalan kaki. Namun pejalan
kaki sering tertindas untuk haknya sendiri, yaitu trotoar. Tidak jarang trotoar
digunakan sebagai tempat berjualan, sehingga mengganggu, apalagi pengendara
motor yang melewati trotoar untuk menghindari kemacetan.
Transportasi umum yang
kurang mendukung
Lha kok Transportasi umum, kan sedang membahas berjalan
kaki? Maksudnya disini adalah, tentu berjalan kaki pun juga memiliki kadar. Tidak
mungkin orang berjalan kaki untuk jarak tempuh sekitar tiga kilometer ke atas. Tapi
itu masih mungkin untuk orang-orang yang khusus. Tetapi disini membahasnya
pejalan kaki pada umumnya. Pejalan kaki tidak hanya berjalan kaki, melainkan
juga menggunakan transportasi umum, serpeti Busway maupun angkot. Namun, apa
yang akan terjadi bila transporatsi tersebut sangat terbatas, dan kurang
memadai. Tentu akan berpikir ulang, para pejalan kaki tersebut. Oleh karena
itu, pejalan kaki begitu mendambakan transportasi umum yang nyaman dan aman.
Masalah Waktu
Orang yang memiliki kerja rutin seperti pekerja kantoran
atau pelajar, pasti selalu memikirkan hal ini sebelum memilih untuk berjalan
kaki. Apakah bisa tepat waktu. Oleh karena itu orang pejalan kaki dituntut
untuk disiplin waktu. Pejalan kaki harus bisa mengukur berapa waktu yang
digunakan untuk sampai ke tempat tujuan. Dan mengetahui jadwal transportasi
umum apabial menggunakannya. Selain itu, juga harus memperhitungkan
keterlambatan transportasi umum. Apalagi Negara berkembang seperti Indonesia,
maka akan semakin sering keterlambatanya. Beda halnya dengan Negara yang maju. Negara
maju terlamabat 10 menit sudah dianggap suatu keterlambatan yang cukup lama. Sedangakn
di sini terlambat 1 jam sudah sering terjadinya.
Gengsi
Ini adalah masalah besar Negara ini. Seakan-akan generasi, muda
saling memamerkan hartanya, padahal itu pemberian orang tua mereka. Pergi ke
sekolah atau pekerjaan dengan menggunakan kendaraan pribadi, seakan itu
meruapakan sebuah pertanrungan harga diri. Malahan rumah yang hanya berjarak
beberapa ,meter dari tempat tujuan saja harus menggunakan kendaraan bermotor. Hal
tersebut begitu ironi, dimana Negara maju yang masyarkatnya tidak pernah
memamerkan hartanya, sedangkan disini yang hanya Negara berkembang,
berkebalikan dengan Negara maju. Mulailah beranggapan bahwa berjalan kaki itu
keren. Dimana kamu tidak harus mengelurakan biaya apapun.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar